Olahraga Tradisional Bangkit, 400 Siswa Unjuk Gigi di Arena Sunter

 

                                              Sumber Foto: Detikcom

Jakarta, 22 April 2025 – Suasana penuh semangat mewarnai Stadion Sepak Bola, Jakarta International Roller Track Arena (JIRTA), dan Sarana Olahraga Sunter, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Selasa (22/4). Sebanyak 400 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan mengikuti Pekan Olahraga Tradisional (POT) Jakarta Utara 2025, yang diselenggarakan sebagai ajang pelestarian budaya dan pembinaan karakter melalui olahraga khas nusantara.

Kegiatan ini melibatkan peserta dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Dengan semangat “Bugar, Cerdas, dan Berbudaya”, acara ini bertujuan mengenalkan kembali olahraga tradisional kepada masyarakat, terutama generasi muda, di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup.

Sebanyak tujuh cabang olahraga tradisional dipertandingkan dalam ajang ini, yaitu:

  1. Lari Balok
  2. Tarik Tambang
  3. Egrang
  4. Terompah Panjang
  5. Sumpitan
  6. Gangsing
  7. Hadang

Masing-masing cabang olahraga dipilih karena memiliki nilai edukatif, rekreatif, serta mengasah keterampilan motorik dan kerja sama tim. Selain itu, olahraga tradisional ini juga menjadi media untuk mengembangkan kecintaan terhadap budaya bangsa.

Pembagian lomba dilakukan berdasarkan jenjang pendidikan. Untuk tingkat SD, peserta putri mengikuti lomba lari balok beregu, sedangkan peserta putra mengikuti tarik tambang. Jenis permainan ini sederhana, namun mampu mengembangkan keseimbangan tubuh, kekuatan otot, dan koordinasi gerak.

Pada tingkat SMP, dua cabang dipertandingkan, yaitu sumpitan beregu campuran dan terompah panjang beregu khusus putri. Sumpitan mengasah fokus dan ketepatan, sedangkan terompah panjang menuntut kekompakan tim agar bisa melangkah serentak dengan irama yang tepat.

Untuk peserta SMA/sederajat, variasi cabang lomba lebih banyak dan menantang. Mereka bertanding di cabang sumpitan beregu campuran, hadang beregu untuk putri, serta gangsing, egrang, dan terompah panjang beregu untuk putra. Cabang-cabang ini tidak hanya menguji kekuatan fisik, tetapi juga strategi, ketahanan, dan koordinasi antar anggota tim.

Selama perlombaan, semangat sportivitas, keceriaan, dan kekompakan sangat terasa. Suara dukungan dari rekan-rekan peserta, guru pembina, dan penonton semakin memeriahkan suasana. Para pelajar tampak antusias mengikuti setiap cabang, menunjukkan bahwa olahraga tradisional masih diminati dan mampu menjadi alternatif kegiatan positif.

Setiap pertandingan dilakukan dengan sistem beregu. Juri memberikan penilaian berdasarkan ketepatan teknik, kekompakan, kecepatan, dan kepatuhan terhadap aturan permainan. Selain itu, etika dalam bertanding dan semangat kebersamaan juga menjadi nilai yang dijunjung tinggi dalam penilaian keseluruhan.

POT 2025 juga menjadi ajang seleksi bagi atlet pelajar yang akan mewakili Jakarta Utara di ajang olahraga tradisional tingkat Provinsi DKI Jakarta. Para pemenang dari masing-masing cabang akan dibina lebih lanjut sebelum berkompetisi di tingkat provinsi.

Kegiatan ini bukan sekadar perlombaan, melainkan bagian dari upaya pelestarian budaya bangsa melalui pendekatan olahraga. Olahraga tradisional mengandung nilai-nilai budaya, pendidikan karakter, serta melatih keterampilan sosial seperti kerja sama, kejujuran, dan saling menghargai.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara menaruh perhatian besar terhadap kegiatan ini. Potensi budaya lokal dinilai bisa menjadi sarana pendidikan luar kelas yang efektif. Dengan memanfaatkan permainan rakyat, pelajar diajak belajar sambil bergerak aktif, jauh dari layar gawai dan aktivitas pasif.

Beberapa sekolah bahkan menyatakan minat untuk mengembangkan kegiatan ini menjadi program ekstrakurikuler. Selain sebagai pelestarian budaya, olahraga tradisional dianggap efektif membentuk karakter positif siswa melalui pendekatan yang menyenangkan dan kompetitif.

Melalui kegiatan POT ini, diharapkan olahraga tradisional tidak hanya menjadi kegiatan musiman atau seremonial, tetapi berkembang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari generasi muda. Pemerintah daerah mendorong agar lomba semacam ini rutin digelar, baik di tingkat kota, kecamatan, maupun sekolah, guna menjaga kesinambungan budaya.

Pekan Olahraga Tradisional Jakarta Utara 2025 menjadi bukti nyata bahwa pelajar masa kini masih bisa terhubung dengan akar budaya mereka, selama ada ruang, dukungan, dan kesempatan untuk mengenalnya. Di tengah tantangan modernisasi, budaya bisa tetap hidup melalui gerak, tawa, dan semangat kompetisi yang sehat.





Text: Nadira Aulia Azahra

Referensi: https://m.beritajakarta.id/read/143977/400-pelajar-di-jakut-ikuti-pekan-olahraga-tradisional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengumuman SNBP 2025: 185.000 Peserta Akan Diterima dari 800.000 Pendaftar

Semangat Perjuangan, Cermin Inspirasi Masa Kini

Mobil Terbaru November: Inovasi dan Performa dalam Satu Paket