Ketika Bumi Membisu, Manusia Harus Mendengar
Pameran “Republik Sebelah Mata” hasil kolaborasi
Sejauh Mata Memandang dan Eko Nugroho di Plaza Indonesia tidak sekadar menjadi
ruang apresiasi seni. Lebih dari itu, ia menjadi panggung kritik sosial dan
lingkungan yang kuat, dengan tema besar: Manusia Semakin Berisik, Bumi
Semakin Membisu.
Tema ini menyentil kondisi hari ini. Aktivitas manusia
semakin riuh—pembangunan, konsumsi, dan eksploitasi alam terus berlangsung
tanpa jeda. Di saat yang sama, bumi yang menopang kehidupan justru semakin
diam. Ia memberi sinyal melalui bencana, cuaca ekstrem, dan perubahan iklim.
Namun manusia tampak terus sibuk dengan urusannya sendiri.
Pameran ini menghadirkan 25 karya yang menggabungkan
seni rupa dan mode berkelanjutan. Gagasan tentang keberlanjutan tidak sekadar
menjadi konsep, tetapi diwujudkan melalui medium yang menyentuh. Instalasi
interaktif memberi ruang pada publik untuk tidak hanya melihat, tetapi juga
merasakan dan berpikir.
Di tengah gaya hidup cepat dan serba instan, pameran
ini menjadi ajakan untuk memperlambat langkah, melihat kembali apa yang sedang
terjadi, dan menyadari bahwa bumi tak akan terus sanggup menanggung beban.
Karya-karya Eko Nugroho yang dikenal ekspresif, dipadukan dengan desain kain
Sejauh Mata Memandang yang konsisten mengusung isu lingkungan, menciptakan
ruang yang tidak hanya estetis, tapi juga sarat pesan.
Bahwa pameran ini terbuka secara gratis untuk publik
juga menjadi langkah penting. Akses seni yang merata adalah bagian dari
demokratisasi gagasan. Semua lapisan masyarakat berhak menerima pesan besar
tentang keberlanjutan, bukan hanya mereka yang aktif dalam dunia seni.
Dalam konteks lebih luas, ini adalah cerminan
bagaimana seni bisa menjadi alat komunikasi yang kuat dalam menyuarakan isu-isu
global. Ketika bahasa politik, ekonomi, dan hukum seringkali kaku, seni
menawarkan bahasa yang lebih lembut namun mengena. Ia masuk ke ruang rasa,
membuka kesadaran dari dalam.
Kita membutuhkan lebih banyak ruang seperti ini—tempat
di mana gagasan keberlanjutan tidak hanya dibicarakan, tetapi juga dihayati dan
dipraktikkan. Pemerintah, pelaku industri, serta pelaku kreatif lain perlu
melihat inisiatif ini sebagai model kolaborasi yang produktif dan bermakna.
Bumi mungkin tak bisa berteriak, tetapi ia terus memberi tanda. Ketika manusia semakin berisik dalam membangun dan mengonsumsi, sudah saatnya ada jeda untuk mendengar. Dan ketika seni menjadi suara bagi bumi, manusia perlu berhenti, menyimak, lalu bertindak.
Komentar
Posting Komentar