Hari Guru: Pengorbanan Guru Honorer dan Harapan Kesejahteraan

 

                                                        Sumber Foto: Pinterest

Jakarta, 17 Maret 2025 – Setiap tanggal 25 November, Indonesia merayakan Hari Guru sebagai bentuk apresiasi. Namun, banyak guru honorer masih menghadapi gaji rendah dan ketidakpastian kesejahteraan. Dedikasi mereka tetap tinggi meskipun finansial terbatas, sementara kualitas pengajaran terancam akibat tekanan ekonomi yang mereka hadapi.

Berdasarkan informasi dari DPRD Jakarta, gaji guru honorer di ibu kota hanya berkisar antara Rp1.000.000 hingga Rp2.000.000 per bulan. Jumlah ini jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup di Jakarta yang memiliki biaya hidup tinggi. Akibatnya, banyak guru honorer terpaksa bekerja lebih dari satu tempat, mengambil pekerjaan sampingan, atau bahkan menjalani profesi lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Meskipun mereka tidak dihargai secara finansial, guru honorer tetap menunjukkan dedikasi tinggi dalam mengajar. Mereka terus berjuang mencetak generasi penerus bangsa meskipun sering kali tidak mendapatkan pengakuan yang layak.

Kondisi ini tentu berdampak pada kualitas pengajaran mereka di kelas. Beban kerja yang berat dan adanya tekanan finansial dapat mengurangi fokus serta energi guru dalam mengajar. Para siswa, yang seharusnya mendapatkan perhatian penuh dari tenaga pendidik, justru menjadi pihak yang dirugikan karena kualitas pembelajaran yang menurun dan kurang efektif.

Selain masalah ekonomi, banyak guru honorer merasa kecewa karena tidak ada jaminan kesejahteraan meski sudah mengabdi bertahun-tahun. Isu ini menyentuh hak asasi dan keadilan sosial para pendidik di tanah air.

Pemerintah diharapkan dapat lebih memperhatikan kesejahteraan guru honorer, baik melalui peningkatan gaji maupun kebijakan lain yang mendukung stabilitas finansial mereka. Selain itu, status kepegawaian guru honorer juga perlu mendapat perhatian khusus agar mereka mendapatkan hak yang layak sesuai dengan peran penting yang mereka jalankan dalam dunia pendidikan.

Peringatan Hari Guru seharusnya tidak hanya menjadi ajang seremoni belaka, tetapi juga momentum untuk memperbaiki kondisi tenaga pendidik, terutama guru honorer. Dengan kesejahteraan yang lebih baik, mereka dapat lebih fokus dalam menjalankan tugasnya, mencetak generasi penerus yang berkualitas, dan mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.




Text: Nadira Aulia Azahra

Refrensi: 

https://www.rri.co.id/lain-lain/1141180/hari-guru-nasional-kesejahteraan-guru-honorer-jadi-sorotan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengumuman SNBP 2025: 185.000 Peserta Akan Diterima dari 800.000 Pendaftar

Semangat Perjuangan, Cermin Inspirasi Masa Kini

Mobil Terbaru November: Inovasi dan Performa dalam Satu Paket